Ubisoft
Games

Kenapa Ubisoft Sering Kena Kritik? Ini Dia Masalah yang Bikin Fans Kecewa!

Ubisoft, salah satu nama besar di dunia gaming, dikenal dengan segudang waralaba ternama seperti Assassin’s Creed, Far Cry, dan Tom Clancy’s series. Tapi beberapa tahun terakhir, setiap kali Ubisoft mengumumkan atau merilis game baru, alih-alih disambut sorak-sorai, justru lebih banyak keluhan yang muncul. Dari masalah teknis, konsep game yang membosankan, hingga strategi bisnis yang bikin fans geleng-geleng kepala. Jadi, ada apa sebenarnya dengan Ubisoft? Yuk, kita bongkar!

1. Masalah Repetisi dalam Gameplay

Salah satu kritik terbesar yang sering dilontarkan fans adalah soal gameplay Ubisoft yang dianggap terlalu repetitif. Banyak yang merasa kalau Ubisoft terjebak di zona nyaman mereka. Contohnya, franchise Assassin’s Creed yang meskipun sukses besar, lama-kelamaan mulai kehilangan daya tarik. Fans sering mengeluh kalau formula game mereka terasa sama di setiap seri: dunia open-world yang besar tapi kosong, misi sampingan yang nggak punya bobot, dan gameplay yang itu-itu aja.

Beberapa fans bahkan bercanda kalau bermain game Ubisoft seperti mengikuti “checklist tugas”. Mulai dari memanjat tower untuk membuka peta, mengumpulkan barang yang tersebar di seluruh dunia game, hingga misi yang cenderung berulang. Tentu, buat gamer kasual, ini masih bisa diterima. Tapi untuk pemain lama yang sudah mengikuti franchise mereka sejak awal? Jelas membosankan.

2. Microtransactions yang Agresif

Salah satu hal yang bikin Ubisoft sering kena kritik adalah pendekatan mereka terhadap microtransactions. Banyak fans yang merasa bahwa Ubisoft terlalu fokus pada cara menghasilkan uang lebih banyak dari gamenya, ketimbang memberikan pengalaman bermain yang maksimal.

Contohnya, game Assassin’s Creed Valhalla yang banyak dihujani kritik karena banyaknya item keren yang hanya bisa didapatkan lewat transaksi mikro. Fans merasa seperti dipaksa untuk merogoh kocek lebih dalam, meskipun mereka sudah membayar game dengan harga penuh. Bahkan, beberapa item kosmetik yang harusnya cuma untuk “hiasan” sering kali terasa terlalu penting untuk dilewatkan, membuat banyak pemain merasa seperti “diperas” secara halus.

READ  Game Single Player Terbaik Tahun 2024: Rekomendasi Versi EAXCO Gaming

Strategi ini nggak cuma bikin pemain frustrasi, tapi juga bikin banyak fans merasa kalau game Ubisoft kehilangan identitasnya sebagai media hiburan yang mengutamakan kesenangan.

3. Pengumuman Game yang Setengah Matang

Ubisoft juga punya reputasi buruk soal cara mereka mengumumkan game baru. Sering kali, trailer yang mereka rilis terlihat sangat mengesankan, penuh janji akan fitur-fitur revolusioner dan grafis yang memukau. Tapi saat gamenya dirilis? Hasilnya jauh dari ekspektasi.

Kasus paling terkenal adalah Watch Dogs yang pertama kali diumumkan pada 2012. Saat itu, Ubisoft memamerkan trailer yang bikin semua gamer kagum. Tapi, ketika game tersebut rilis pada 2014, grafisnya jauh menurun dari trailer awal. Fans merasa tertipu dan sejak itu, Ubisoft mulai kehilangan kepercayaan dari banyak gamer.

Hal serupa terjadi dengan beberapa game lainnya seperti Ghost Recon Breakpoint dan Skull and Bones yang berkali-kali ditunda tanpa alasan jelas. Akibatnya, hype yang sempat membara jadi padam bahkan sebelum game tersebut rilis.

4. Minimnya Inovasi di Game Baru

Ubisoft juga sering kena kritik karena dianggap kurang berani mengambil risiko untuk mencoba sesuatu yang benar-benar baru. Kebanyakan game mereka terasa seperti “copy-paste” dari formula lama dengan sedikit tambahan fitur. Contohnya, Far Cry yang dari seri ke seri punya pola yang hampir sama: seorang tokoh utama terjebak di situasi chaos, harus melawan diktator jahat, dan berpetualang di dunia open-world yang penuh aktivitas sampingan.

Banyak gamer yang berharap Ubisoft bisa mengambil langkah yang lebih berani seperti yang dilakukan studio lain, misalnya FromSoftware dengan Elden Ring atau CD Projekt Red dengan Cyberpunk 2077. Meski dua studio tersebut juga pernah menghadapi masalah, setidaknya mereka berani keluar dari zona nyaman untuk memberikan pengalaman baru bagi pemain.

READ  Berpetualang di Dunia Pokemon: Rekomendasi Game Pokemon Terbaik yang Wajib Kamu Mainkan

5. Budaya Kerja yang Bermasalah

Masalah Ubisoft nggak cuma dari gamenya, tapi juga dari dalam perusahaan itu sendiri. Beberapa tahun terakhir, Ubisoft diterpa banyak isu terkait lingkungan kerja yang dianggap toxic. Ada laporan soal pelecehan, manajemen yang buruk, hingga pengambilan keputusan yang terkesan kacau.

Isu ini nggak cuma berdampak buruk pada reputasi mereka, tapi juga memengaruhi kualitas game yang mereka hasilkan. Beberapa pengembang dan talenta terbaik mereka bahkan memilih keluar, yang tentu saja memengaruhi proses pengembangan game. Fans yang menyadari masalah ini semakin skeptis terhadap game Ubisoft, karena merasa perusahaan ini lebih peduli pada keuntungan ketimbang kualitas produk atau kesejahteraan karyawan mereka.

6. Eksperimen yang Gagal Memikat Fans

Di sisi lain, saat Ubisoft mencoba sesuatu yang baru, sering kali eksperimen mereka malah nggak nyambung dengan keinginan fans. Contohnya, Tom Clancy’s XDefiant, sebuah game shooter yang awalnya diposisikan sebagai pesaing Call of Duty, tapi malah dianggap kurang menarik. Fans merasa game ini seperti kehilangan identitas, dengan gaya yang terlalu generik dan tanpa sesuatu yang benar-benar membedakannya dari kompetitor.

Begitu juga dengan Hyper Scape, game battle royale mereka yang dirilis pada 2020. Meski awalnya mendapat perhatian, game ini akhirnya gagal bersaing dengan judul-judul besar seperti Fortnite dan Apex Legends. Banyak fans merasa Ubisoft terlalu terlambat masuk ke tren battle royale, dan hasilnya terasa seperti proyek yang terburu-buru.

7. Fans yang Masih Punya Harapan

Meski sering kena kritik, harus diakui Ubisoft masih punya basis penggemar yang besar. Banyak yang berharap Ubisoft bisa kembali ke masa kejayaannya, seperti saat mereka merilis Assassin’s Creed II atau Far Cry 3, dua game yang dianggap sebagai masterpiece. Fans juga berharap Ubisoft bisa belajar dari kesalahan mereka dan mendengarkan feedback pemain dengan lebih baik.

READ  Eggy Party Sabet Penghargaan Best Pick Up & Play Best of 2024 Google Play

Salah satu harapan besar fans adalah pada proyek Assassin’s Creed Mirage, yang digadang-gadang akan membawa franchise ini kembali ke akarnya dengan fokus pada stealth dan cerita yang lebih mendalam. Selain itu, banyak yang berharap Ubisoft bisa menghadirkan game baru yang benar-benar segar dan tidak hanya mengandalkan formula lama.

Kesimpulan

Ubisoft adalah studio besar dengan sejarah panjang di industri game, tapi beberapa tahun terakhir mereka sering membuat langkah yang salah. Dari gameplay repetitif, microtransactions yang agresif, hingga pengumuman game yang terasa setengah matang, semua ini bikin kepercayaan fans menurun.

Namun, harapan tetap ada. Dengan potensi besar yang mereka miliki, Ubisoft sebenarnya bisa kembali memikat hati fans jika mereka lebih fokus pada inovasi, kualitas, dan mendengarkan komunitas gamer mereka. Jadi, apakah Ubisoft bakal bangkit lagi? Kita tunggu aja langkah mereka berikutnya!

TOGELIN

HOKIJP168

iptogel

dultogel

situs slot gacor

hokijp168

altogel